Julkarnaini

Selasa, 14 Mei 2013

Makalah Biogas

MAKALAH BIOTEKNOLOGI
Tentang
BIOGAS
Oleh:
Andi Nata Saputra
Desi Ratnasari Penjaitan
Julkarnaini
Netty Utami
Siti Rohbaniah
Dosen : Vicencia Septaviani Issira Sulistya Putri, S.Hut



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
2012/2013







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyusun makalah Bioteknologi mengenai Biogas ini secara singkat dan jelas.
Makalah ini dimaksudkan sebagai tugas kelompok untuk mata kuliah Bioteknologi. Makalah ini kami susun berdasarkan konsep dan materi dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Vincencia Septaviani Issera Sulistya Putiria, S.Hut, M., selaku dosen mata kuliah Bioteknologi dan kepada teman-teman sekelompok atas kerjasamanya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik yang membangun, guna penyempurnaan dikemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Sintang,      Mei  2013

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................      i
DAFTAR ISI.................................................................................................     ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................    iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................     v
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................     1
A.    Latar Belakang...................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................     2
C.     Tujuan................................................................................................     2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA......................................................................     3
Teori-teori Mengenai Alga.............................................................................     3
BAB III. METODE PELAKSANAAN RESITASI....................................   14
A.    Waktu dan Tempat............................................................................   14
B.     Alat dan Bahan..................................................................................   14
C.     Cara Kerja..........................................................................................   15
BAB IV. HASIL RESITASI........................................................................   16
BAB V. PENUTUP......................................................................................   20

 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius. berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat unutk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat.
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan biogas?
2.      Apa sajakah kandungan dari biogas?
3.      Bagaimanakah proses pembuatan biogas limbah tahu dan eceng gondok?
4.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan biogas?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian biogas.
2.      Mengetahui kandungan biogas.
3.      Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu dan eceng gondok.
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
B.     Kandungan Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas
Komponen
%
Metana (CH4)
55-75
Karbon dioksida (CO2)
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen sulfida (H2S)
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.
C.    Biogas Limbah Tahu
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar.
Banyak pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan limbah, ditambah lagi menghasilkan nilai tambah. Padahal, limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu.
Pengolahan Limbah Tahu Menjadi Biogas
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel.
Proses pembuatan biogas dari limbah industri Tahu
1.      Siapkan bahan berua limbah cair dari industripembuatan tahu sebanyak 200 liter, dan masukan dalam bak penampungan, tunggu hingga dingin
2.      Masukan bahantersebut ke dalam bak yang menghubungkan dengan lubang digetser hingga penuh.
3.      Diamkan selama 30-40 hari agar terbentuk gas yang diinginkan.
4.      Diamkan selama 30-40 hari, gas akan terbentuk, untuk mendeteksi adanya gas, bukan karena yang menghubungkan gas dengan kompor, lalu nyalakan. Jika menyala berarti sudahterbentuk biogas sehingga sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan
5.      Supaya produk gas dapat digunakan setiap hari tambahkan 10kg limbah setiap hari.



D.    Biogas Ramah Lingkungan dari Eceng Gondok
Eceng gondok, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman yang merugikan dan merusak habitat air, ternyata memberi manfaat bagi masyarakat. Bagi warga tersebut, eceng gondok sangat tepat menjadi alternatif potensi biogas. Gulma yang hidup mengapung di air dan tidak mempunyai batang, selain daun dan akar yang menempel pada dasar sungai, kolam dan perairan dangkal mampu tumbuh dengan sangat cepat, terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrien seperti nitrogen, fosfat dan potasium, sehingga sangat berpotensi menjadi bahan baku biogas.
Biogas ini lebih hemat ketimbang elpiji karena pembuatannya tak memerlukan biaya. Api yang dihasilkan dari biogas eceng gondok sama besarnya dengan elpiji dan bisa digunakan untuk keperluan memasak.

Proses Pembuatan
1)      Larutkan potongan eceng gondok dalam air (1:1)
2)      Tambah feses sapi untuk mempercepat fermentasi
3)      Digester dari penampung air volume 1 kubik untuk menampung larutan enceng gondok agar menjadi Gas
4)      Gas dari Digester ditampung di Penampung Gas Plastik
5)      Gas dari Penampung Gas Plastik disalurkan melalui Regulator untuk mengontrol tekanan gas
6)      Biogas Enceng Gondok siap dipakai untuk memasak

E.     Kelebihan dan Kekurangan
Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1.      Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2.      Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3.      Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.
4.      Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
5.      Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6.      Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah:
1.      Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
2.      Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
3.      Belum dikenal masyarakat.
4.      Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1.      Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2.      Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3.      Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.
4.      Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
5.      Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6.      Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah:
                  1.      Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
                  2.      Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
                  3.      Belum dikenal masyarakat.
                  4.      Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

B.     Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah organik menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam pengetahuan dalam pemuatan biogas melalui makalah kami.














DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar: