Julkarnaini

Senin, 26 Agustus 2013

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP










MATERI KELAS VII SMP
A.  Ciri-ciri Makhluk hidup
Semua makhluk hidup memeliki ciri-ciri khusus yang membedakannya denga benda tidak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup antara lain memerlukan makanan, bernapas, mengeluarkan zat sisa, bergerak, peka terhadap rangsang, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, beradaptasi, dan memiliki bahan genetik. Contoh dari makhluk hidup , yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
1.    Memerlukan Makanan
Makhluk hidup memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, menghasilkan tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas, dan untuk berkembangbbiakan. Makhluk hidup memperoleh makanan dengan cara yang berbeda-beda. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosistesis. Pada proses ini, tumbuhan mengambil air dari dalam tanah dan mengambil karbondioksisda dari udara. Kedua zat tersebut dengan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi karbihidrat. Reaksi kimia dalam fotosistesis sebagai berikut.
6CO2  +  6H6O             C6H12O6   +   6O2
Sebagian karbohidrat merupakan sumber energi bagi tumbuhan dan sebagian lagi disimpan sebagai cadangan makanan.
Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri. Menusia memperoleh makanannya dengan cara memakan tumbuhan dan hewan. Sementara itu, beberapa jenis hewan memperoleh makanannya dengan cara memakan tumbuhan atau hewan saja. Namun, ada juga hewan yang memakan baik tumbuhan maupun hewan lainnya.
2.    Bernapas
Semua makhluk hidup memerlukan oksigen dari lingkungan untuk bernapas. Oksigen yang kita hirup saat bernapas digunakan untuk membakar makanan sehingga menghasilkan tenaga atau energi. Energy tersebut digunakan untuk semua aktivitas kehidupan. Selain energi, pembakaran makanan menghasilkan uap air dan karbondioksida. Kedua zat ini dikeluarkan saat menghembuskan napas. Proses pernapasan ini dapat digambarkan dalam reaksi kimia berikut.
C6H12O6   +   6O2             6CO2  +  6H6O
Alat pernapasan pada makhluk hidup bermacam-macam. Paru-paru merupakan alat pernapasan pada manusia dan hewan darat. Insang merupakan alat pernapasan pada hewan air. Trakea merupakan alat pernapasan serangga.
Tumbuhan tidak memiliki paru-paru atau insang sebagai alat pernapasan. Tumbuhan memiliki alat pernapasan khusus, yaitu stomata dan lentisel. Stomata merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan daun dan lentisel merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan kulit batang.
3.    Mengeluarkan Zat Sisa
Tentu kamu mengeluarkan urine setiap hari. Urine ini dihasilkan oleh ginjal dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kencing. urine mengandung urea dan garam mineral lain. Zat-zat dalam urine tersebut merupakan  zat sisa dari proses metabolisme tubuh. Zat sisa akan menumpuk dalam tubuh jika tidak dikeluarkan. Keadaan ini dapat membahayakan tubuh karena zat tersebut dapat meracuni tubuh. Proses pernapasan juga mengeluarkan zat sisa, yaitu kabondioksida dan uap air. Kedua zat ini dihasilkan di paru-paru dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pengeluaran zat sisa disebut ekskresi. Ginjal dan paru-paru merupakan alat ekskresi pada manusia. Selain ginjal dan paru-paru, manusia juga memiliki alat ekskresi beruapa kulit dan hati. Kulit mengekslresikan keringat dan hati mengekskresikan cairan empedu. Beberapa jenis hewan juga memiliki alat ekskresi yang sama dengan manusia, contohnya kambing dan kelinci.
Tumbuhan tidak memiliki saluran pembuangan khusus seperti hewan. Zat sisa pada tumbuhan berupa karbondioksida dan uap air. Zat-zat tersebut dikeluarkan melalui stomata pada daun dan lentisel pada batang.
4.    Bergerak
Gerakan pada makhluk hidup kamu amati pada manusia dan sebagian besar hewan. Hal ini karena manusia dan hewan mampu bergerak aktif dan berpindah tempat. Alat gerak manusia berupa kaki dan tangan serta alat gerak hewan berupa kaki, sayap, dan sirip.
Gerakan tumbuhan sangat lambat sehingga gerakannya sulit untuk diamati oleh mata kita. Gerak tumbuhan bersifat pasif. Tumbuhan melakukan gerakan tanpa berpindah tempat. Gerak tumbuhan dipengaruhi oleh rangsang. Contohnya daun putri malu yang mengatup ketika disentuh dan gerak ujung batang yang tumbuh ke arah cahaya matahari.
5.    Peka Terhadap Rangsang
Makhluk hidup mampu menerima dan menanggapi rangsang yang diterima. Kemampuan ini disebut iritabilita. Rangsang dapat berasal dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh. Rangsang dari luar tubuh dapat berupa rangsang yang bersifat fisik dan kimiawi. Contoh rangsang yang bersifat fisik, yaitu intensitas cahaya, perubahan suhu, dan sentuhan. Contoh rangsang yang bersifat kimiawi adalah bau zat kimia tertentu. Rangsang dari dalam tubuh dapat berupa rasa lapar dan haus.
Manusia dan hewan memiliki alat indra yang peka terhadap rangsang. Ada lima indra, mata peka terhadap cahaya, telinga peka terhadap suara, hidung peka terhadap bau,lidah peka peka terhadaprasa,dan kulit peka terhadap sentuhan,perubahab suhu,dan tekanan. Semua ransang akan diterima oleh reseptor pada alat indra. Ransang kemudian diteruskan ke sistem saraf pusat sehingga tubuh dapat menanggapi rangsang tersebut.
Tumbuhan tidak memiliki alat indra dan sistem saraf untuk menerima dan menyebarkan rangsang. Rangsang yang datang pada tumbuhan disebarkan oleh cairan dalam sel tumbuhan. Tumbuhan tertentu memiliki kepekaan terhadap jenis rangsang tertentu pula. Contohnya ujung batang tumbuhan tumbuh membengkok ke arah cahaya, akar tumbuhan tumbuh ke arah pusat bumi, dan daun putri malu akan mengatup jika di sentuh.
6.    Tumbuh dan berkembang
Manusia mengalami pertumbuhan dari bayi, anak-anak,remaja,dan akhirnya menjadi dewasa. Pada proses pertumbuhan terjadi penambahan ukuran tubuh dari yang semula kecil kemudian berubah menjadi besar. Hal ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel penyusun tubuh mengalami penambahan. Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat balik dan bersifat kuantitatif atau dapat diukur.
Manusia juga mengalami perkembangan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif atau tidak dapat diukur.Perkembangan merupakan perubahan/penyempurnaan struktur dan fungsi organ tubuh yang menyertai proses pertumbuhan.
Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu faktor keturunan dan hormon.Adapun faktor luar meliputi faktor-faktor lingkungan, misalnya suhu dan kelembapan udara.
7.      Berkembang biak
Perkembangan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu generatif (perkembangan secara kawin) dan vegetatif (perkembangan secara kawin). Perkembangbiakan generatif ditandai  oleh adanya pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Pada manusia dan hewan sperma dihasilkan oleh ovarium. Alat perkembangbiakan tumbuhan adalah bunga, yang terdiri  atas benang sari (alat kelamin jantan) dan putik sari (alat kelamin betina).
Perkembangbiakan secara vegetatif hanya memerlukan satu individu saja. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan dapat dilakukan menggunakan tunas (contohnya pada Hydra) atau melalui fragmentasi (contoh pada Planaria). Ada dua macam perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan yaitu pada pisang. Umbi lapis pada bawang, dan umbi batang pada kentang. Contoh perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan yaitu cangkok pada pohon mangga, setek batang pada tebu, dan setek daun pada cocor bebek.
8.      Beradaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Kemampuan ini berguna agar makhluk hidup di lingkungannya. Ada tiga macam bentuk adaptasi yaitu morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh adaptasi morfologi yaitu bentuk paruh burung pelikan yang panjang dan berkantong sehingga ikan dapat masuk ke dalam  paruhnya.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh terhadap keadaan lingkungan. Contoh adaptasi fisiologi yaitu bunga tanaman mengeluarkan bau yang khas untuk menarik perhatian serangga agar datang dan membantu penyerbukannya.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh adaptasi tingkah laku yaitu bunglon mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya agar keberadaannya tidak di ketahui pemangsanya.
9.      Memiliki Bahan Genetik
Setiap makhluk hidup memiliki bahan genetik berupa DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). DNA dan RNA ini terangkai didalam kromosom. Kromosom berada didalam inti sel. Bahan genetik ini berperan menyintesis protein dan menentukan sifat-sifat genetik setiap individu.

Selasa, 14 Mei 2013

Makalah Biogas

MAKALAH BIOTEKNOLOGI
Tentang
BIOGAS
Oleh:
Andi Nata Saputra
Desi Ratnasari Penjaitan
Julkarnaini
Netty Utami
Siti Rohbaniah
Dosen : Vicencia Septaviani Issira Sulistya Putri, S.Hut



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
2012/2013







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyusun makalah Bioteknologi mengenai Biogas ini secara singkat dan jelas.
Makalah ini dimaksudkan sebagai tugas kelompok untuk mata kuliah Bioteknologi. Makalah ini kami susun berdasarkan konsep dan materi dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Vincencia Septaviani Issera Sulistya Putiria, S.Hut, M., selaku dosen mata kuliah Bioteknologi dan kepada teman-teman sekelompok atas kerjasamanya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik yang membangun, guna penyempurnaan dikemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Sintang,      Mei  2013

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................      i
DAFTAR ISI.................................................................................................     ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................    iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................     v
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................     1
A.    Latar Belakang...................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................     2
C.     Tujuan................................................................................................     2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA......................................................................     3
Teori-teori Mengenai Alga.............................................................................     3
BAB III. METODE PELAKSANAAN RESITASI....................................   14
A.    Waktu dan Tempat............................................................................   14
B.     Alat dan Bahan..................................................................................   14
C.     Cara Kerja..........................................................................................   15
BAB IV. HASIL RESITASI........................................................................   16
BAB V. PENUTUP......................................................................................   20

 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius. berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat unutk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat.
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan biogas?
2.      Apa sajakah kandungan dari biogas?
3.      Bagaimanakah proses pembuatan biogas limbah tahu dan eceng gondok?
4.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan biogas?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian biogas.
2.      Mengetahui kandungan biogas.
3.      Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu dan eceng gondok.
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
B.     Kandungan Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas
Komponen
%
Metana (CH4)
55-75
Karbon dioksida (CO2)
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen sulfida (H2S)
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.
C.    Biogas Limbah Tahu
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar.
Banyak pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan limbah, ditambah lagi menghasilkan nilai tambah. Padahal, limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu.
Pengolahan Limbah Tahu Menjadi Biogas
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel.
Proses pembuatan biogas dari limbah industri Tahu
1.      Siapkan bahan berua limbah cair dari industripembuatan tahu sebanyak 200 liter, dan masukan dalam bak penampungan, tunggu hingga dingin
2.      Masukan bahantersebut ke dalam bak yang menghubungkan dengan lubang digetser hingga penuh.
3.      Diamkan selama 30-40 hari agar terbentuk gas yang diinginkan.
4.      Diamkan selama 30-40 hari, gas akan terbentuk, untuk mendeteksi adanya gas, bukan karena yang menghubungkan gas dengan kompor, lalu nyalakan. Jika menyala berarti sudahterbentuk biogas sehingga sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan
5.      Supaya produk gas dapat digunakan setiap hari tambahkan 10kg limbah setiap hari.



D.    Biogas Ramah Lingkungan dari Eceng Gondok
Eceng gondok, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman yang merugikan dan merusak habitat air, ternyata memberi manfaat bagi masyarakat. Bagi warga tersebut, eceng gondok sangat tepat menjadi alternatif potensi biogas. Gulma yang hidup mengapung di air dan tidak mempunyai batang, selain daun dan akar yang menempel pada dasar sungai, kolam dan perairan dangkal mampu tumbuh dengan sangat cepat, terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrien seperti nitrogen, fosfat dan potasium, sehingga sangat berpotensi menjadi bahan baku biogas.
Biogas ini lebih hemat ketimbang elpiji karena pembuatannya tak memerlukan biaya. Api yang dihasilkan dari biogas eceng gondok sama besarnya dengan elpiji dan bisa digunakan untuk keperluan memasak.

Proses Pembuatan
1)      Larutkan potongan eceng gondok dalam air (1:1)
2)      Tambah feses sapi untuk mempercepat fermentasi
3)      Digester dari penampung air volume 1 kubik untuk menampung larutan enceng gondok agar menjadi Gas
4)      Gas dari Digester ditampung di Penampung Gas Plastik
5)      Gas dari Penampung Gas Plastik disalurkan melalui Regulator untuk mengontrol tekanan gas
6)      Biogas Enceng Gondok siap dipakai untuk memasak

E.     Kelebihan dan Kekurangan
Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1.      Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2.      Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3.      Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.
4.      Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
5.      Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6.      Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah:
1.      Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
2.      Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
3.      Belum dikenal masyarakat.
4.      Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:
1.      Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2.      Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
3.      Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.
4.      Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
5.      Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6.      Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah:
                  1.      Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
                  2.      Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses produksi.
                  3.      Belum dikenal masyarakat.
                  4.      Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

B.     Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah organik menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam pengetahuan dalam pemuatan biogas melalui makalah kami.














DAFTAR PUSTAKA